Desa Alasangker

Bali memiliki kearifan budaya lokal yang adi Luhung, salah satunya yaitu adanya spririt yang terus tumbuh dan hidup di masyarakat untuk menjaga keharmonisan alam, yang kita kenal dengan Tri Hita Karana. Tri artinya tiga Hita bermakna kebahagiaan dan Karana artinya penyebab, jadi tri Hita Karana artinya Tiga Penyebab terciptanya kebahagiaan. Konsep Tri Hita Karana merupakan falsafah hidup tangguh memiliki konsep untuk melestarikan keanekaragaman budaya dan lingkungan yang menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan di dunia ini. Ketiga hubungan itu meliputi : hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan lingkungan.

Ditengah isu klusial global tentang lingkungan hidup Tri Hita Karana mampu menjawab tantangan kemajuan jaman dimana kebutuhan dan gaya hidup manusia semakin meningkat dan kompleks, terutama produk-produk bahan bakunya bersumber dari alam. Konsep Tri Hita Karana ini menarik dipelajari oleh negara-negara di dunia. Hal ini dibuktikan dengan adanya kunjungan 28 negara yang tergabung dalam forum dialog negara produsen dan negara Konsumen di Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng pada 7 Maret 2024 yang tertarik untuk meninjau pengerajin ukiran UD Dolog , yang mempergunakan bahan baku dari kayu lokal milik masyarakat . Rombongan hadir pada pukul 14.30 Wita

Menurut Ibu Ir Diah Suradireja M.H staf ahli Kementerian Ekonomi yang ikut mendampingi rombongan 28 negara tersebut, menerangkan bahwa Komunitas Pengerajin Kayu Buleleng yang tergabung dalam APIK sejak tahun 2011 telah lulus uji legalitas kayu, yang artinya pengerajin kayu Buleleng tidak hanya mencari keuntungan semata, tetapi turut berkontribusi dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan dengan menjamin asal usul bahan baku tidak dari pembalakan liar. Rombongan juga tertarik mengetahui bentuk pengelolaan usaha bersekala kecil dari memperoleh bahan baku , jenis-jenis kerajinan sampai pemasaran produk. “ Dalam kunjungan hari ini rombongan dibagi menjadi 2, yaitu ada yang ke Desa Petandakan Kecamatan Buleleng, dan kami yang ke Desa Alasangker, yang hadir ke Desa Alasangker salah satunya adalah Menteri Energi dan Iklim Negara Inggris” terang Ibu Diah saat di wawancara.

Dalam kegiatan tersebut, Ketua Asosiasi Pengerajin Industri Kecil (APIK) Buleleng yang juga merupakan Perbekel Desa Baktiseraga Gusti Putu Armada, AK memberikan penjelasan dalam audensi kepada rombongan seputar oraganisasi APIK yang mewadahi para pengerajin kecil di Buleleng, dan komitmen organisasi menjamin legalitas bahan baku dan standar mutu untuk dapat menembus pasar Internasional yang saat ini trendnya adalah produk-produk ramah lingkungan dan organik.

Perbekel Alasangker Turut hadir dan menyambut kehadiran rombongan, sebagai tuan rumah I Wayan Sitama sangat bangga ada putra desa dilirik dunia Internasional dalam melakoni bidang usahanya. “ Kami sangat bangga UD Dolog yang di pimpin bapak Kadek Parta yang merupakan putra asli desa dari Banjar Dinas Bengkel dijadikan contoh bagaimana pengelolaan usaha kecil yang mempergunakan bahan baku kayu legal dan tidak merusak lingkungan, dimana Kadek Parta membeli kayu dari pohon-pohon yang dibudidayakan oleh masyarakat, bukan dari pembabatan hutan liar. Dan semoga kegiatan hari ini mampu mengangkat nama baik desa Alasangker dan menjadi inspirasi putra-putri Desa dalam upaya membangun Desa” pungkasnya.

Berbagai jenis kerajinan juga dipamerkan dalam kegiatan tersebut, tidak hanya kerajinan ukiran kayu khas Bali produksi UD Dolog saja, ada pula kerajinan dari desa atau kelompok lain seperti wayang kulit, dulang, kain songket khas Desa Jinengdalem, minuman tradisonal Bali dan yang lainnya.

Rombongan dijamu dengan jajan dan buah-buahan lokal Bali, dan yang paling menarik dan disukai rombongonan adalah suguhan kelapa muda yang segar. Senyum dan keakraban mewarnai kegiatan tersebut yang berakhir pada pukul 16.00. Wita